Saturday, April 28, 2012

Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2012


Dalam rangka menggali, mengembangkan, dan mendayagunakan potensi menulis di kalangan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyelenggarakan Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan. Kegiatan sayembara ini diperuntukkan bagi para peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan tahun 2012 ini memperebutkan hadiah total lebih dari Rp 1.000.000.000,00 untuk 57 pemenang dari 19 jenis naskah buku pengayaan.

Tema Penulisan
“Membangun manusia Indonesia yang berkarakter, berbudaya, dan kompetitif di era global”

Peserta Sayembara
Peserta sayembara adalah siswa SMA/MA/SMK/MAK, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Pendidik meliputi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.

Naskah yang Disayembarakan
1. Pengayaan Pengetahuan (MIPA dan Bidang Sosial & Humaniora SD, SMP, SMA khusus Tendik dan Pendik)
2. Pengayaan Keterampilan SD, SMP, dan SMA (untuk Umum)
3. Pengayaan Kepribadian SD, SMP, dan SMA (berbentuk kumpulan puisi, pantun, cerpen, novel, drama biografi untuk Tendik dan Pendik. Siswa SMA boleh mengikuti untuk jenis Kumpulan Cerpen)
Ketentuan-ketentuan naskah buku sayembara adalah sebagai berikut.

a. Ketentuan Umum
1. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan alam dan matematika, dapat berupa pengetahuan alam fisik, hayati, flora, fauna; pengetahuan matematika; pengetahuan teknologi dan rekayasa; pengetahuan kebaharian, kedirgantaraan, dan kebumian.
2. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan sosial dan humaniora, dapat berupa pengetahuan sejarah dan kemasyarakatan; pengetahuan keagamaan; pengetahuan perekonomian dan manajemen; pengetahuan budaya, bahasa, seni dan sastra.
3. Jenis naskah buku pengayaan keterampilan vokasional yang meliputi:
a) Keterampilan membuat kriya;
b) Penerapan teknologi rekayasa sederhana;
c) Penerapan teknologi pengolahan;
d) Penerapan teknologi budidaya.
4. Jenis naskah buku pengayaan kepribadian, dimaksudkan untuk mengembangkan karakter: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab yang dituangkan dalam:
a) Kumpulan pantun
b) Kumpulan puisi
c) Kumpulan cerita pendek
d) Novel
e) Drama
f) Biografi
Naskah buku Biografi, tentang:
a. seseorang yang berjasa dalam suatu bidang yang berguna bagi masyarakat;
b. seorang tokoh di daerah yang mendapat penghargaan dari pemerintah;
c. seseorang yang memiliki karakter yang dapat dijadikan contoh bagi bangsa;
d. seseorang yang memiliki keunggulan dan kelebihan yang berguna bagi masyarakat.
5. Naskah buku ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Naskah diberi identitas: (a) judul naskah; (b) jenis naskah; dan (c) peruntukan pembaca buku (misalnya untuk SD/MI; SMP/MTs; SMA/MA/SMK/MAK), (d) kelompok peserta.
6. Naskah dijilid rapi berupa cetak asli (bukan fotokopi atau dummy).
7. Naskah yang diterima Panitia tidak dikembalikan.

b. Ketentuan Peserta
Peserta adalah perorangan.
Peserta yang mengirimkan naskah harus melampirkan biodata.
Peserta dari siswa SMA/MA/ SMK/MAK harus melampirkan surat pengantar dari sekolah dan fotokopi kartu pelajar.
Peserta dari pendidik dan tenaga kependidikan harus melampirkan surat pengantar dari lembaga tempat bekerja dan fotokopi SK pendidik atau tenaga kependidikan.
Peserta dari masyarakat umum harus melampirkan fotokopi KTP yang masih berlaku.
Peserta yang pernah menjadi pemenang sebanyak tiga kali atau lebih sejak tahun 2001 tidak diperbolehkan mengikuti sayembara ini.

c. Ketentuan Naskah
Naskah yang diajukan adalah: a. karya asli, b. tidak berseri, c. tidak sedang diikutsertakan pada sayembara lain, sebagian ataupun seluruhnya, d. belum pernah menjadi pemenang sebagian ataupun seluruhnya dalam sayembara mana pun, dan e. belum pernah diterbitkansebagian ataupun seluruhnya.
Persyaratan di atas harus dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani di atas meterai Rp 6.000,00 oleh penulis naskah.

Naskah diketik dan dicetak pada kertas A4, spasi 1½, jenis huruf arial, times new roman, atau tahoma, ukuran huruf 12 pt, batas margin tepi kertas 3 cm.
Jumlah halaman isi naskah yang ditulis oleh siswa minimal 50 halaman dan yang ditulis oleh pendidik, tenaga kependidikan, dan umum minimal 75 halaman.
Penggunaan ilustrasi harus proporsional dan terintegrasi dengan teks, mendukung materi/isi teks serta mencantumkan sumber secara jelas.
Naskah buku pengayaan tidak dilengkapi dengan ungkapan tujuan mempelajari/membaca dan tidak dilengkapi latihan, soal, tes, lembar kerja, atau jenis evaluasi lainnya.
Naskah buku pengayaan tidak bertentangan dengan idiologi negara, ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, tidak bias gender, serta tidak menimbulkan masalah SARA.
Naskah buku pengayaan pengetahuan dan keterampilan harus menggunakan daftar pustaka atas rujukan yang dikutip.
Naskah yang dinyatakan sebagai pemenang sayembara, jika ditemukan dan terbukti sebagian atau seluruhnya merupakan jiplakan/plagiasi, segala tanggung jawab hukum yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Cipta berada pada penulis naskah. Pusat Kurikulum dan Perbukuan akan membatalkan kemenangannya dan hadiah yang diterima harus dikembalikan kepada negara.
Jika suatu naskah buku pengayaan dinyatakan memenangi sayembara, penulis berhak atas penghargaan sayembara tersebut, sedangkan hak cipta (baik hak ekonomi maupun hak moral atas naskah) tetap berada pada penulis sehingga penulis berhak menerbitkannya kepada penerbit yang dipilih.

Pemegang hak cipta (hak ekonomi) naskah pemenang sayembara adalah Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan hak moral berada pada penulis.
Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu judul naskah sayembara.
Hasil keputusan Dewan Juri Sayembara tidak dapat diganggu gugat.

d. Hadiah Sayembara
Untuk menghargai kualitas naskah yang memenangi sayembara, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyediakan hadiah uang sebagai berikut:

Kelompok Pelajar:
Juara I = Rp. 15,000,000
Juara II = Rp. 10,000,000
Juara III = Rp 7,500,000

Kelompok Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Masyarakat Umum
Juara I = Rp 25,000,000
Juara II = Rp 20,000,000
Juara III= Rp 15,000,000

e. Pengiriman Naskah
Naskah diterima paling lambat tanggal 3 September 2012 dan dialamatkan kepada:
Panitia Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2012
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta Pusat
f. Pengumuman Pemenang

1. Pengumuman dan pemberian hadiah kepada para pemenang akan dilaksanakan pada bulan November 2012.
2. Calon pemenang sayembara akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti wawancara dengan Dewan Juri dan menghadiri pengumuman pemenang bagi calon yang dinyatakan sebagai pemenang. Jika calon pemenang tidak dapat mengikuti wawancara, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri.

Informasi lebih lanjut tentang sayembara dapat menghubungi Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan website :http://puskurbuk.net , telp.: 021 3804248 , e-mail: sayembara_puskurbuk@yahoo.comfacebook: sayembarapuskurbuk, Twitter: @puskurbuk

Sumber : http://www.negerialimuakhir.com/2012/04/info-lomba-sayembara-penulisan-naskah.html
This entry was posted in

Akibat Angin Kencang


                                           
                            

           Malam ini angin begitu kencang. Suara desauan angin yang menghantam pepohonan terdengar sangat menakutkan. Fatur dan Rio adiknya menyelimuti badan mereka rapat-rapat. Mereka sedang menginap di rumah nenek di kampung. Suara jangkrik dan binatang malam saling bersahutan membuat mereka merinding. Baru sekali ini mereka mendengar suara angin kencang yang seolah akan merubuhkan rumah nenek . Apalagi rumah nenek terbuat dari papan.
        “Kak aku takut!” suara Rio bergetar. Ia tidak bisa memejamkan matanya.
        “Kakak juga takut, udah tidur aja,” saran Fatur.
         "Kenapa suara anginnya serem begini ya Kak?" Rio merapatkan badannya ke badan Fatur.  
      "Kakak juga gak tahu. Coba tadi kita gak usah nginap di sini ya..." Fatur menyesali keputusannya tadi. Ibu dan bapak tadi sudah bertanya berulang kali tentang keputusan mereka menginap di rumah nenek ini. Karena mereka belum pernah menginap di rumah nenek sebelumnya. Rumah mereka di Padang. Sementara rumah nenek di desa Salo Kabupaten Agam. Sekitar 80 km dari rumah mereka.
         “Kita ke kamar nenek aja yuk.” Fatur segera melepas selimutnya. Ia berdiri dan turun dari tempat tidur. Riko mengikuti kakaknya ke kamar nenek.
         “Nek, kami tidur di kamar nenek ya,” kedua anak itu langsung berbaring di samping nenek. Kamar nenek memang tidak ada pintunya, hanya ditutup dengan menggunakan kain saja. Seperti kamar yang mereka tempati tadi. Setiap kamar di Rumah Gadang  memang tidak punya pintu. Rumah ini sudah sangat tua, tapi masih kuat, karena nenek merawat rumah ini dengan baik.
           “Ada apa? Pasti kalian takut ya?” tebak nenek. Nenek terbangun mendengar suara cucunya. Fatur dan Rio menggangguk sambil menyelimuti badan mereka dan mendekat kepada nenek.
            “Tidak perlu takut, harusnya kalian senang, karena angin malam ini bertiup kencang.” Ujar nenek tersenyum, nenek menggeser tidurnya agak ke pinggir sehingg kedua cucunya bisa tidur  di sampingnya.
           “Mana ada orang yang senang dengan angin kencang nek,” sela Fatur.
            “Di kampung ini, semua orang senang kalau angin bertiup kencang seperti ini,” nenek menarik selimutnya dan memejamkan mata kembali.
           “Kalau begitu, orang di kampung ini aneh-aneh dong,” sela Rio. Fatur tidak  melanjutkan pertanyaannya lagi. Matanya sudah terlalu mengantuk. Akhirnya mereka pun tertidur di samping nenek.
        ********
        
  “Ayo bangun Fatur... Rio..!” nenek menarik selimut Fatur dan Rio. Kedua adik kakak itu menggeliat. Mereka menarik kembali selimut yang sudah terbuka. Tapi nenek dengan sigap melipat selimut itu.
   
      “Kalian mau tahu kenapa nenek bilang harusnya kalian bersyukur dengan angin kencang semalam?” nenek membelai rambut Fatur. Beliau duduk di pinggir tempat tidur.
        “Gak mau ah nek, aku masih ngantuk nih,” Fatur mengeliat dan meraih selimut yang sudah dilipat nenek. Ia menyelimuti badannya kembali. Udara pagi itu masih terlalu dingin menurutnya.
          “Baiklah, kalau kalian tidak, mau ya gak apa-apa. Nenek akan makan sendiri jika nanti nenek menemukannya.” Sahut nenek sambil berdiri.
          “Emang nenek mau makan apa?” Fatur segera duduk. Ia paling tidak bisa mendengar kata-kata yang menyangkut tentang makanan.
         “Ada deh, kalau kalian mau tahu, kalian harus ikut nenek sekarang,” nenek beranjak dari kamar. Beliau segera menuju pintu rumah. Fatur dan Rio segera bangun, mereka saling berpandangan. Jika mereka tidak ikut dengan nenek, berarti mereka akan melewatkan makanan yang mungkin saja enak. Tapi kenapa nenek subuh-subuh begini keluar? Makanan apa yang ada subuh-subuh begini?
            “Aku gak mau ikut,” Rio tidur kembali.
           “Ya sudah, nanti jangan menyesal atau meminta makanan yang nenek bawa ya?” teriak nenek dari luar rumah.
            “Aku ikut aja deh nek,” Fatur segera berdiri dan berlari menyusul nenek. Rasa kantuknya sudah hilang sejak mendengar kata makanan yang diucapkan nenek tadi.
             “Ayo nek,” Fatur menutup pintu. Di luar masih gelap. Beberapa orang terlihat berjalan menuju sawah.
             “Ayo!” Nenek tersenyum dan berjalan menuju ke sawah. Fatur meletakkan kedua lengannya di dada. Ia benar-benar kedinginan. Tapi demi makanan ia tidak peduli dengan hawa dingin itu.
            “Makanannya di sawah ya Nek?” tanya Fatur mengiringi langkah nenek.
            “Bukan di sawah, tapi di dekat jalan menuju ke sawah,” nenek menyorotkan lampu senter ke jalan yang akan mereka tempuh, bunyi desauan angin masih sesekali terdengar walau tidak sekencang tadi malam.
           “Emang ada warung di jalan menuju ke sawah. Bukankah di situ hanya ada pohon dan semak belukar?” Fatur mulai meragukan kata-kata makanan yang diucapkan nenek tadi.
           “Udah, Fatur ikut aja. Insyaallah ketemu makanan nanti,” sahut nenek penuh rahasia. Fatur menurut, dia tidak banyak bertanya lagi.
         Sepuluh menit mereka berjalan. Merekapun sampai di tanah lapang yang ditumbuhi pohon-pohon. Ada jalan setapak menuju ke sawah di tengah lapangan itu. Nenek mulai meyorotkan senternya ke arah semak belukar di samping pohon durian.
        “Oh aku tahu sekarang nenek mau mencari durian  ya?” Fatur tersenyum. Ia ingat, nenek pernah bercerita kalau siapapun boleh mengambil buah yang ada di lapangan itu. Biasanya buah durian akan berjatuhan tertiup angin. Apalagi sekarang sedang musim durian. Siapa yang pertama melihatnya boleh mengambilnya.
           Bersemangat Fatur memperhatikan setiap semak yang berada di bawah pohon durian. Barangkali saja ada buah durian di sekitar situ.
           “Nek!, mana senternya, itu ada buah durian!” teriak Fatur senang. Ia menunjuk sesuatu yang bulat di dekat semak. Karena masih gelap ia tidak bisa  melihat dengan jelas. Tidak ada penerangan di lapangan itu. Nenek segera menghampiri Fatur. Beliau menyorotkan lampu senter ke arah yang di tunjuk Fatur.
               “Benar! Alhamdulillah, ayo kita ambil,” sahut nenek. Beliau mendekati buah durian yang cukup besar itu. Nenek mengambil daun pisang kering tak jauh dari situ. Pelepah pisang yang sudah kering itu beliau ikatkan ke durian.
               “Ayo Fatur, kita pulang,” ajak nenek sambil membawa buah durian. Merekapun pulang. Fatur senang ternyata ini yang dimaksud nenek dengan seharusnya kita senang dengan angin kencang. Karena angin itu telah membuat durian berjatuhan, dan warga kampung bisa menikmati durian yang langsung jatuh dari pohonnya.
              "Rio! Ayo bangun! Lihat ini !" Fatur berteriak di telinga Rio. Fatur mendekatkan semangkuk buah durian ke hidung Rio. Aroma buah itu membuat Rio segera bangun. Air liurnya menetes. Rio meraih durian yang terlihat menggoda di depan matanya.           
            "Eits, tunggu dulu, shalat dulu, baru kita makan durian ini. Nenek sedang masak ketan untuk kita. Kata nenek durian ini lebih enak jika dimakan bersama ketan," ujar Fatur sambil menyembunyikan mangkok durian di belakang punggungnya. 
            "Yah kakak!" Rio kecewa. Dia segera ke kamar mandi untuk berwudhu. Tak lama kemudian Rio pun selesai shalat subuh. 
             "Rio! Fatur ayo sini! ketannya sudah matang!" panggil nenek sambil membawa sepiring ketan dari dapur. Fatur dan Rio berlari menghampiri nenek di meja makan. Merekapun melahap ketan bersama durian. Hhhmm... yummi... 


*Source Image : http://www.clker.com/clipart-durian-fruit.html

Thursday, April 26, 2012

Walau Cuma Satu Orang Yang Datang

Tanggal 1 April 2012 Saya diminta lagi berbagi ilmu menulis untuk adik-adik FLP Kids Bekasi. Acara harusnya mulai pukul 10.00 WIB. Saya mengajak Mbak Ichen untuk berbagi bersama, karena kebetulan kami akan sharing ilmu juga di Panti Asuhan Muslimin Pukul 14.00 WIB.
Mbak Ichen sudah lebih dulu sampai di Unisma tempat kami akan berbgi ilmu. Sepuluh menit sebelum acara yang ditentukan , sayapun sampai di lokasi. Sembari menunggu adik-adik yang belum satupun datang, saya dan Mbak Ichen membahas berbagai macam hal menyangkut materi yang akan kami berikan nanti di 2 tempat bebeda ini.
Lima belas menit menunggu, belum satupun dari peserta maupun panitia yang muncul. Saya dan Mbak Ichen masih meneruskan diskusi kami. Hingga waktu menunjukkan pukul 10. 30 WIB. salah satu adik FLP Kids datang. Namanya Hana, Hana mendapatkan buku saya 2 minggu lalu karena cerpennya bertema fabel. Tak lama kemudian salah satu pantia pun datang, dan minta maaf kepada kami karena sudah terlambat. Dia juga minta maaf, karena ternyata adik-adik yang lain tidak bisa datang karena berbagaimacam alasan. Saya dan Mbak ichen memklumi hal itu.
Karena dari awal niat kami datang ke tempat ini adalha untuk berbagi ilmu, maka saya dan Mbak Ichen tetap mengajar Hana sesuai dengan tema yang diminta. Kali ini tema yang diminta adalah cara mencari dan mengembangkan ide.
Saya tetap menggunakann PPT yangsaya bawa utuk mengajr Hana melalui laptop saya. Setelah itu secara bergiliran saya dan Mbak Ichen meminta Hana mencari ide yang ada di sekitarnya saat itu. Kami meberikan beberapa pertanyaan kepad Hana agar gadis kecil itu bisa mengembangkan idenya menjadi sebuah cerita menarik.
Karena kami berada di teras mesjid Unisma, maka suasana yang terlihat saat itu adalah suasana pagi dengan hembusan angin dan kicaun burung. Hana emilih burung pipit sebagai tokohnya kali ini.
Kami memancing Hana untuk membuat konflik yang akan terjadi pada tokohnya. Hana yang menurut saya sangat berbakat ini, memilih konfliknya si burung pipit ingin makan.
Mbak Ichen bertanya,"apa makanan yang diinginkan burung itu? bagaimana caranya dia mendapatkannya?  di mana ia menemukan makanan itu?" Sesuai dengan prinsip 1 H dan 5 W yang pernah saya berikan waktu pertemuan pertama dulu.
Selanjutnya kami minta Hana mengembangkan idenya menjadi semacam Mind Map, Hana menyebutny dengan Jaring Laba-laba, sementara Mbak Ichen menyebutnya dengan Pohon Ide.  Alhamdulillah Hana mengerti dengan penjelasan kami. Lalu Hana membuat sebuah cerpen yang bgus dengan menggunakan Jaring Laba-laba yang sudah dibuatnya. Setengah jam kemudian, Hana berhasil menyelesaikan satu cerpen yang bagus.
Sungguh saya dan Mbak Ichen kagum dengan daya tangkap Hana. Fabel yang dibuatnya sudah bagus. walau perlu tambahan sedikit dialog. Karena kami memang beum mengajarkan tentang dialog, jadi kami pikir untuk ide dan Jaring laba-laba-nya saja dia sudah berhasil membuat ide yang unik.
 Tidak sia-sia rasanya kami datang ke tempat itu walau hanya mengajar satu anak saja. Semoga selanjutnya karya-karya Hana semakin baik lagi. Terima kasih sudah datang dan terima kasih sudah menjadikan saya dan Mbak Ichen sebagai "bundamu" dalam menulis.
Sebelum pulang, Mbak Ichen menghadiahkan buku Minmie untuk Hana. Semoga Hana semakin semangt menulis ya. ^_^


Thursday, April 19, 2012

Minggu ke 3 di Panti Asuhan Muslimin Karakter dan POV

Minggu ke tiga ini, saya dan Mbak Ichen membahas tentang karakter dan POV/ Sudut Pandang.

Pukul 13. 40 WIB, kami sampai di Panti Asuhan Muslimin. Ternyata belum satu pun adik-adik yang hadir. Ninda dan mahasiswa lainnya juga tidak terlihat. Untunglah 20 menit kemudian seseorang dari panti asuhan membawa layar beserta infocusnya. Setelah memasang semua perlengkapan itu, saya dan Mbak Ichen menyalakan laptop dan menikmati sendiri video tentang karakter dari sebuah buku yang di download Mbak Ichen dari internet. Pukul 14. 35 WIB 3 orang adik peserta latihan menulis baru muncul, yaitu Yusup, Darma dan Putra. Lalu disusul oleh Siti Aminah, Istiqamah dan (lupa namanya). Karena waktu yang terus berjalan, akhirnya kami mulai kegiatan sore itu walau belum semua adik-adik hadir.
Saya menjelaskan cara membuat karakter yang kuat, sesuai pelajaran yang saya dapat dari Pak Kepsek Benny Rhamdani sewaktu di Kelas Ajaib tempo hari. Saya menjelaskan kepada mereka agar membuat biodata dari karakter yang akan mereka jadikan tokoh cerita, selengkap mungkin, termasuk kebiasaan baik dan kebiasaan buruk beserta ciri khas karakter mereka itu.
Selanjutnya saya menjelaskan tentang POV, sesuai dengan materi yang saya dapatkan dari pak Kepsek juga. Di tengah keseriusan saya dan adik-adik membahas materi ini, muncul lagi 3 orang adik dari panti asuhan lain (lupa namanya)
Selanjutnya saya dan Mbak Ichen meminta mereka membuat sebuah karakter lengkap dengan biodatanya seperti yang saya sampaikan tadi.

Lima belas menit kemudian mereka selesai membuat tugas yang kami minta. Atas permintaan Ninda dan karena saya membaca tugas yang mereka buat tempo hari ( yang dikirim Tacik Ratih via email). Ternyata mereka hanya membuat beberapa paragraf saja, akhirnya saya dan Mbak Ichen sepakat untuk meminta mereka membuat sebuah cerpen utuh sepanjang satu halaman folio. Dengan menggunakan ide, konflik dan karakter yang sudah mereka pelajari dalam 3 pekan terakhir.
setengah jam kemudian, mereka berhasil menyelesaikan sebuah cerpen, sesuai dengan yang kami minta. Ada paragraf pembuka, alur dan konflik serta ending. Tak lupa saya memberikan sedikit contoh dialog kepada mereka agar mereka bisa menyisipkan dialog dalam cerpen mereka. Selanjutnya kami langsung memeriksa dan mereview cerpen itu.
Kami membuat beberapa catatan di bawah cerpen mereka, kami langsung menjelaskan kepada mereka bagian yang harus diperbaiki dan ditambah atau dikurangi.
Untuk pekan mendatang kami harap trainer berikutnya meminta kepada mereka cerpen yang sudah direvisi, karena kami mengembalikan cerpen itu kepada mereka dan meminta mereka menyelesaikannya di rumah dan membawanya pekan depan.